NEWS
DETAILS
Kamis, 09 Feb 2023 16:00 - Asosiasi Honda Jakarta

Memilih bahan bakar  untuk motor harian dan balap sangat penting. Sebab  ini ada hubungannya  dengan rasio kompresi yang sudah dimiliki mesin.

Pada motor  lama produksi Honda Grand, Supra dan Suzuki Shogun memiliki rasio kompresi 9 : 1 dan 9,3 : 1. Sementara di motor sekarang seperti Honda Sonic 150R  rasio kompresinya 11,3 : 1. Di Suzuki Satria 150 FUFi 11,5 : 1.

Bahan Bakar Wajib Bagus

Makin tinggi rasio kompresi, semakin membutuhkan bahan bakar  yang bagus. Karena itu  rasanya perlu  diketahui lebih dahulu definisi bahan bakar bagus itu dilihat dari apanya?

Bahan bakar untuk mesin siklus Otto yaitu gasoline atau bensin. Dilihat dari harganya, tingkatan mutu bahan bakar berdasarkan oktan yang dikandungnya. Makin bagus dan mahal bahan bakar, oktanya makin tinggi.

Seperti Premium oktannya 88, Pertalite 90, Pertamax  92 dan Pertamax Turbo 98.

Lha, sekarang kok muncul istilah oktan?

Ya. Oktan  adalah kandungan molekul iso oktan  yang terdapat di dalam bensin. Rumus kimianya yaitu C8H18. Seperti Premium 88, berarti dalam Premium ada 88% iso oktan. Pertamax 92, berarti komposisinya 92% iso oktan.

Nah, oktan lebih dikenal sebagai angka oktan atau oktan saja. Berarti bisa disimpulkan, bahan bakar gasoline dikatakan bagus jika punya oktan banyak. Seperti Pertamax Turbo, angka oktannya bisa 98.

Karena itu motor-motor sekarang yang sudah punya rasio kompresi tinggi, harus diisi bensin oktan tinggi. Ini dilakukan supaya mesin tidak ngelitik atau detonasi yang menyebabkan mesin rusak karena piston rompal atau bolong.

Pernah ketika musim mudik, ada kasus  terjadi  di Pantura beberapa Suzuki Satria F150 pistonnya bolong. Itu terjadi lantaran diisi bensin Premium atau Pertalite digeber di jalanan Pantura yang panjang, lama-lama piston bolong. Terjadinya bolong, karena ketika seher sedang kompresi tiba-tiba gas bakar meledak duluan sebelum api busi meletik.

Bensin oktan rendah atau bensin murah tidak tahan kompresi tinggi karena mudah terbakar. Padahal secara awam justru kita menganggap sebaliknya. Bahan bakar bagus identik mudah terbakar.

Ini berbeda dengan secara teoritis, maksudnya bahan bakar oktan tinggi rada tahan dibakar. Karena bahan bakar oktan tinggi perlu waktu pembakaran yang lama. Makanya timing pengapian lebih maju, dari proses penyalaan busi sampai terjadi ledakan perlu waktu lama.

Contoh sederhana begini, seandainya motor kompresi tinggi dengan bensin oktan 98. Timing pengapian misalnya dibikin 40 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas). Nah, jika bahan bakarnya ganti dengan Premium dengan oktan hanya 90, timing pengapian harus lebih dekat TMA. Diseting lebih mundur, misalnya 35 derajat sebelum TMA atau top.

Seandainya kejadian rasio kompresi gede dipaksa menggunakan bensin oktan rendah akan timbul ngelitik atau knocking. Atau biasa dibilang ngeretek.

Jika mengalami kejadian ngelitik di mesin ada dua tindakan yang bisa dipilih. Menurunkan rasio kompresi atau memundurkan timing pengapian. Namun dengan kemajuan ECU yang sudah programable, paling gampang seting pengapian.

Jika merasa kesulitan untuk melakukan pengecekan sendiri, jangan sungkan  minta bantuan teknisi atau  service advisor AHASS  saat melakukan servis sepeda motor. 

Jangan lupa juga untuk menjaga mesin dan performa sepeda motor tetap optimal dengan melakukan perawatan secara berkala di AHASS terdekat  agar sepeda motor mendapatkan service pasti dari yang Ahli. 

Manfaatkanlah layanan booking service menggunakan Aplikasi Wanda atau Layanan Kunjungi AHASS untuk kebebasan waktu service. 

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK