Jakarta, 10 September 2018 - Dimas Ekky Pratama salah satu Pembalap binaan dari PT.Astra Honda Motor (AHM) ini akan berlaga di Grand Prix (GP) Moto2 2019 selama satu musim penuh. Dimas akan menjadi satu-satunya pebalap Indonesia yang siap bertarung di ajang balap tingkat dunia di tahun depan tentunya.
Dimas salah satu pembalap yang dipilih sebagai pebalap andalan Idemitsu Honda Team Asia di GP Moto2 2019, dengan mewakili segala bakat-bakat terbaik dari belahan bumi Asia. Idemitsu Honda Team Asia merupakan sebuah tim pembalap yang berpengalaman di ajang Moto GP.
Pebalap dengan nama julukan ”Red Forehead” ini pantas naik kelas. Berkaca dari prestasi, sederet gelar sudah diprolehnya juga termasuk menjadi juara di ajang Suzuka 4 Hours Endurance Race, juara Asia Road Racing Championship yang digelar di Sentul tahun lalu, hingga mengibarkan bendera Merah Putih untuk pertama kalinya di ajang CEV Moto2 European Championship dengan berdiri di podium ketiga pada seri Catalunya 2017.
Pemilik nomor motor 20 itu saat ini sedang berlaga di CEV Moto2 European Championship, dengan ajang tolok ukur sebagai pebalap berbakat dunia, khususnya di Eropa. Dalam ajang seperti ini pun Marc Marquez pernah mengikuti hal ini sebelum naik level ke MotoGP tersebut.
Dimas yang bernaung dibawah Astra Honda Racing Team (AHJ) berkiprahnya dikancah GP Moto2 dan juga menjadi salah satu indikator suksesnya AHRT sebagai tempat penggemblengan bagi pembalap muda yang berbakat dalam binaan AHM. Di CEV Moto2 European Championship musim balap 2018, Dimas bertengger di posisi ke-6 klasemen sementara dengan koleksi 70 poin setelah berhasil finish keempat di seri Jerez, (30/9/2018). Ajang ini masih menyisakan dua seri, yakni di Albacete (2 race), dan Valencia.
Tampilnya pebalap yang di bina oleh AHM berasal dari Depok, Jawa Barat, dalam ajang balap yang urutannya setingkat di bawah MotoGP Ini menjadi sejarah baru bagi pembinaan balap yang akan berjenjang dilakukan oleh AHM. Proses yang secara konsisten dilakukan AHM ini memasuki fase baru dengan mendampingi pebalap binaannya untuk berlaga di semusim penuh di ajang kejuaraan dunia, untuk mengejar sebuah prestasi lebih baik lagi demi mengharumkan nama bangsa dan negara.
(Foto : AHRT)
Thomas Wijaya, selaku Direktur Pemasaran AHM, mengatakan akan hal ini dengan pencapaiannya maka program yang berjenjang balapan ini terstruktur dengan apa yang dilakukan perusahaan semakin membuahkan prestasi yang menjadi kebanggaan untuk bangsa Indonesia.
”Selamat untuk Dimas yang mampu menapakkan kaki ke GP Moto2 dengan setiap usaha kerja keras dan kerjasamanya berharap Dimas dapat terus berjuang maksimal dengan mental juara, untuk selalu menciptakan masterpiece, dan konsisten menginspirasi pebalap muda Indonesia lainnya untuk meraih mimpi berlaga di ajang kelas dunia,” ujar Thomas.
Buat Dimas, kesempatan emas yang berlaga di GP Moto2 akan selalu dimanfaatkannya sebagai salah satu peluang untuk mencapai mimpinya yang akan berlaga di ajang paling Top dan bergengsi di MotoGP. Dirinya sangat sadar, bahwa perjuangan yang akan dilaluinya di level yang lebih tinggi dan tidak akan mudah. ”Dapat tampil di GP Moto2 merupakan kesempatan berharga yang sangat saya nanti- nantikan.
Tentunya tantangan yang dihadapi akan sangat berbeda baik dari segi mesin, motor, maupun persaingan ketat kompetisinya. Dengan sekuat tenaga yang saya punya akan selalu berusaha memberikan prestasi yanh terbaik demi nama harum bangsa Indonesia. Pengalaman mengikuti pembinaan berjenjang AHM akan menjadi modal penting untuk mengarungi musim balap GP Moto2 di tahun depan,” kata Dimas.
Dalam tahun pertamanya dilaga GP Moto2, Dimas menargetkan dapat cepat beradaptasi dan memberikan performa terbaiknya untuk mencetak banyak poin. Menjinakkan sepeda motor Moto2 bukan hal yang pertama bagi Dimas.
(Foto : AHRT)
Dimas pun sudah pernah mencicipi atmosfer ketat balapan ajang ini sebanyak dua kali. Pertama, saat menggantikan Jorge Navarro di tim Federal Oil Gressini Racing pada GP Malaysia 2017 dan Kedua, tampil sebagai pebalap wildcard di GP Catalunya pada 2018.
Akan tetapi demikian, dimusim 2019 akan lebih jauh berbeda. Hampir semua regulasi teknis berubah total, termasuk penggunaan mesin baru. Kondisi ini akan menjadi tantangan terbesar umtuk bro dimas tak hanya bagi Dimas, tetapi juga pebalap lain di level tersebut.