NEWS
DETAILS
Minggu, 14 May 2023 14:22 - Asosiasi Honda Jakarta

Tangerang, 22 Mei – Perayaan dua dekade Tiger Tangerang Club (TITAC) berlangsung meriah di lapangan Arhanud 1 Rajawali Kostrad yang beralamat di Pakualam, Serpong Utara, Tangerang. Hadir ribuan bikers dari berbagai daerah untuk ikut serta dalam momentum spesial ini.

Dari catatan yang dihimpun oleh panitia, pada malam perayaan tersebut diketahui hadir sebanyak ribuan motor yang memenuhi area parkir. Jika dihitung dari jumlah bikers, dipastikan lebih dari angka tersebut. Pasalnya ada beberapa bikers yang hadir dengan boncengers.

Menariknya, bikers yang hadir tercatat dari seluruh pelosok penjuru Nusantara, dari Papua sampai Sabang. Seperti JTMC Papua, STIC Sangihe, BLTC Lhokseumawe, PAPAHOT Padang Pariaman. Ada juga hadir dari Palembang, Lampung, dan dari Pulau Jawa hampir semua hadir. Selain acara inti untuk merayakan ulang tahun ke-20 TITAC, di saat yang sama juga ada beberapa agenda penting lainnya. Pertama adalah acara sosial yang diisi donor darah dan santunan anak yatim. Dilanjutkan dengan acara hiburan dangdut.

“Saya merasa acara berjalan lancar dan sangat sukses, aman tidak terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Semua peserta kembali ke rumah dengan selamat dan bahagia semua,” ungkap Muhammad Hermawan Daeng, Ketua TITAC. “Yang menarik dari acara kali ini adalah ramainya teman-teman HTCI yang hadir dan yang spesial adalah kami bisa mendapatkan kesempatan untuk merayakan hari jadi yang ke-20 tahun,” sambung pria yang akrab disapa Daeng.

Klub Honda Tiger ini sendiri berawal dari tahun 2003 silam. Saat itu para pendiri awalnya merupakan teman nongkrong yang sama-sama memiliki Honda Tiger 2000. Dari situ muncul ide awal untuk senang-senang saja lalu berlanjut hingga sekarang dengan bendera TITAC. Hingga usianya yang sudah 2 dekade, jumlah anggota mereka pun sudah tembus di angka 201 member termasuk angkatan muda.

“Tantangan terberat tentu adalah mempersatukan member yang didalamnya berbagai macam tingkatan, kemampuan dan minimnya ilmu, tinggi rendahnya pendidikan ini juga mempengaruhi pola berfikirnya seseorang. Faktor yang paling berat untuk kita adalah ego, maka dibutuhkan pemimpin yang kuat mental dan bijaksana,” pungkas Daeng.

RELATED
NEWS