Tangerang, 10 Mei 2024 -- #Cari_Aman naik motor dimulai dari saat sebelum berkendara. Salah satunya adalah menengok ke belakang. Sederhana, tapi ini penting.
Menurut Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati (WMS) Agus Sani, menengok ke belakang sebelum mengendarai motor merupakan salah satu dari banyak cara untuk mewujudkan #Cari_Aman berkendara motor.
“Ini sederhana, tapi penting. Sayangnya, banyak pengendara motor yang belum mempraktikkannya. Menengok ke belakang penting bila pengendara berhenti di pinggir jalan atau hendak memulai perjalanan menggunakan sepeda motor,” ujar Agus Sani di Wahana Makmur Sejati Safety Riding Center, Jatake, Tangerang, Banten, Jumat (10/5/2024).
Lho, bukannya berkendara motor itu melaju ke depan? Iya, betul, jawab Agus Sani.
Lantas, mengapa sebaiknya perlu menengok ke belakang sebelum menarik tuas gas? Agus Sani menjawab, pengendara perlu menengok ke belakang agar pandangan menjadi lebih luas.
“Sekaligus memastikan situasi aman. Memang, ada kaca spion pada sepeda motor yang memiliki fungsi cukup vital untuk mengetahui kondisi sekitar, namun spion punya keterbatasan pandangan terutama ke arah belakang,” jelasnya.
Lantas, ke arah mana menengok ke belakang sebelum nge-gas saat berkendara motor?
Agus Sani menjabarkan, di Indonesia menggunakan lajur kiri. Maka, pengendara disarankan berhenti di area aman sisi sebelah kiri jalan.
Seorang pengendara, Agus Sani memberi contoh, berhenti di warung di tengah perjalanannya. Sebelum memulai kembali perjalanannya, ia dianjurkan untuk menengok ke arah kanan belakang. Tujuannya untuk memastikan situasi di belakangnya aman.
“Jika tidak menengok ke arah kanan belakang, pengendara tersebut belum tentu bisa memastikan situasi di belakangnya aman. Siapa tahu ada kendaraan lain yang melaju kencang ke arahnya. Ini bisa membahayakan dirinya dan pengguna jalan lain. Jadi, jangan lupa untuk selalu menengok ke belakang sebelum nge-gas biar tetap #Cari_Aman di jalan,” ungkapnya.
Namun, ia menambahkan, dalam situasi tertentu, menengok ke arah kanan dan kiri belakang juga bisa dilakukan.
“Misalnya bila berhenti di tengah area sekitar Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) atau pintu pelintasan kereta api,” Agus Sani menandaskan.